PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengungkapkan bahwa penerbitan obligasi oleh perusahaan multifinance masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, meskipun Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuannya menjadi 6%. Menurut Ahmad Nasrudin, seorang Analis Fixed Income dari Pefindo, geliat penerbitan obligasi diperkirakan masih memerlukan waktu untuk merespons perubahan suku bunga tersebut.
Ahmad menjelaskan bahwa perusahaan multifinance biasanya mempertimbangkan dua faktor utama sebelum menerbitkan obligasi, yaitu biaya dana dan prospek profitabilitas. Kedua faktor ini biasanya dipengaruhi oleh peningkatan permintaan. “Suku bunga rendah memiliki dampak positif terhadap kedua faktor ini, baik secara langsung maupun tidak langsung,” ungkapnya kepada Bisnis.
Meskipun BI telah menurunkan suku bunga, Ahmad menilai tingkat suku bunga saat ini masih relatif tinggi dibandingkan dengan kondisi normal historis. Dampak penurunan suku bunga terhadap biaya dana biasanya terjadi lebih cepat daripada pengaruhnya terhadap permintaan jasa multifinance.
Ahmad juga menekankan bahwa meskipun yield surat utang pemerintah telah turun, penurunan yield obligasi korporasi cenderung lebih lambat karena tekanan leverage keuangan masih terasa akibat suku bunga yang masih tergolong tinggi.
Dalam jangka pendek, Ahmad memperkirakan bahwa multifinance akan lebih fokus pada upaya memperbaiki leverage keuangan mereka dengan melakukan refinancing terhadap surat utang yang mahal dengan yang lebih murah. Namun, ia menilai bahwa perusahaan multifinance belum akan agresif menerbitkan obligasi baru untuk mendanai modal kerja atau ekspansi, mengingat prospek permintaan dan profitabilitas mereka belum pulih sepenuhnya.
Salah satu alasan multifinance belum aktif menerbitkan obligasi adalah karena efek penurunan suku bunga biasanya baru terlihat setelah beberapa waktu, terutama dalam meningkatkan permintaan jasa multifinance di sektor riil.
Ahmad optimistis bahwa penerbitan obligasi oleh multifinance akan meningkat pada tahun 2025, seiring dengan proyeksi penurunan suku bunga lebih lanjut oleh BI dan pemulihan permintaan jasa multifinance. “Dengan prospek suku bunga yang lebih rendah dan peningkatan permintaan, multifinance akan mulai menerbitkan obligasi untuk membiayai modal kerja dan investasi pada tahun depan,” tutup Ahmad.