Kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan memang semakin meningkat, ya. Menurut data dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), tahun 2024 menjadi tahun dengan kasus kekerasan seksual paling tinggi, mencapai 42 persen dari total kasus yang dilaporkan. “Wah, tahun 2024 ini memang banyak sekali laporan kekerasan ya, 42 persen. Ini laporan kekerasan seksual yang paling banyak,” ujar Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji di Jakarta Pusat.
Selain kekerasan seksual, kasus lain yang juga banyak terjadi di tahun 2024 adalah perundungan atau bullying, dan intoleransi. Ubaid mengingatkan bahwa bullying merupakan salah satu dosa besar dalam dunia pendidikan yang diperhatikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. “Jadi, ketika masih banyak kasus kekerasan seksual dan bullying di tahun 2024, berarti kita harus bersama-sama memastikan agar dosa besar dalam pendidikan ini tidak terus diwariskan ke masa depan,” tambahnya.
Dari data korban, kekerasan seksual mayoritas dialami oleh perempuan, dengan 97 persen korban adalah perempuan. Sedangkan kasus bullying lebih banyak dialami oleh laki-laki, sebesar 82 persen, dibandingkan perempuan yang hanya 18 persen. “Meskipun ada korban laki-laki dalam kasus kekerasan seksual, namun jumlahnya hanya 3 persen. Sementara 97 persennya adalah perempuan. Berbeda dengan kasus bullying, dimana mayoritas korban adalah laki-laki,” jelas Ubaid.
Secara keseluruhan, JPPI mencatat ada 573 kasus kekerasan yang terjadi di sekolah sepanjang tahun 2024, meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Tahun 2023 kami menerima 285 kasus, namun di tahun 2024 meningkat menjadi 573 kasus. Artinya, peningkatannya lebih dari 100 persen,” ungkap Ubaid.
Tren kenaikan jumlah kasus kekerasan di sekolah memang terus terjadi sejak tahun 2020 hingga 2024. “Sejak kami membuka kanal pengaduan melalui website, IG, dan media sosial, angka kasus kekerasan terus meningkat dari tahun ke tahun. Semoga dengan kesadaran dan kerjasama semua pihak, kita bisa mengatasi masalah ini dengan baik di masa depan,” tutup Ubaid.