Pendidikan adalah hak dasar setiap warga negara yang dijamin oleh konstitusi Indonesia. Namun, sayangnya, masih banyak tantangan dalam akses pendidikan yang berkualitas di republik ini. Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembangunan Sekolah Rakyat oleh Kementerian Sosial. Namun, apakah ini benar-benar akan memperkuat sumber daya manusia Indonesia sesuai dengan visi pemerintahan Prabowo Subianto, atau hanya kebijakan populis yang tidak mengatasi masalah inti pendidikan di Indonesia?
Masalah pendidikan di Indonesia sangat kompleks, mulai dari kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan, kualitas guru yang rendah, hingga infrastruktur pendidikan yang terbatas. Data BPS tahun 2022 menunjukkan penurunan drastis dalam partisipasi sekolah di tingkat menengah atas, terutama di daerah terpencil. Dalam situasi seperti ini, Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi yang relevan untuk memberikan akses pendidikan gratis kepada masyarakat tidak mampu.
Sekolah Rakyat memiliki potensi besar dalam menciptakan pendidikan yang inklusif. Program ini bisa membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan formal tanpa harus khawatir tentang biaya atau jarak. Selain itu, melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat, Sekolah Rakyat dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung pendidikan.
Namun, agar program Sekolah Rakyat efektif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, anggaran dan pembiayaan program ini harus menjadi prioritas. Alokasi pendidikan dari APBN harus dioptimalkan untuk mendukung kemajuan pendidikan. Ego sektoral antarkementerian juga perlu diatasi agar implementasi program ini berjalan lancar.
Kedua, pemerintah harus siap untuk mendukung biaya operasional, menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai, dan melakukan pemeliharaan infrastruktur. Dalam kondisi anggaran pendidikan yang terbatas, keberlanjutan program ini menjadi pertanyaan penting.
Ketiga, desain kurikulum, standar pengajaran, dan akreditasi Sekolah Rakyat perlu ditetapkan dengan jelas. Tanpa regulasi yang tepat, program ini bisa menciptakan ketimpangan dalam pendidikan. Keberadaan Sekolah Rakyat juga harus mampu menjawab tantangan zaman, seperti kesenjangan digital dan rendahnya literasi.
Program ini tidak hanya harus menyediakan akses pendidikan dasar, tetapi juga pelatihan keterampilan yang relevan dengan era disrupsi saat ini. Kolaborasi dengan sekolah formal, pemerintah daerah, dan sektor swasta juga penting untuk memastikan keberlanjutan program ini.
Dengan memperhatikan semua aspek tersebut, Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi yang efektif dalam memperkuat sistem pendidikan di Indonesia. Semoga program ini bisa memberikan dampak positif bagi masa depan pendidikan kita.