PT Bukit Asam Tbk, melalui anak usahanya PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), berhasil mendapatkan fasilitas kredit sebesar US$ 1,27 miliar atau setara dengan Rp 19,2 triliun dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Ini menandakan kesepakatan Perjanjian Kredit Investasi antara Bank Mandiri dan Huadian Bukit Asam Power. Menteri BUMN, Erick Thohir, menyambut baik langkah ini sebagai upaya untuk bersaing secara kompetitif dengan bank-bank global. Sebelumnya, Bukit Asam mendapatkan pendanaan dari bank asing dengan bunga tinggi, namun kini dialihkan ke Bank Mandiri karena dapat memberikan fasilitas yang lebih kompetitif.
Erick Thohir mengungkapkan kebanggaannya atas kemampuan Bank Mandiri dalam memberikan fasilitas pendanaan yang kompetitif, sehingga membantu mencapai target Bank Mandiri sebagai bank terbaik di Asia Tenggara. Pendanaan ini juga memberikan kesinambungan bagi proyek-proyek Bukit Asam, seperti pembangunan suplai bahan baku. Hal ini menjadi langkah signifikan dalam pengembangan perusahaan PT Bukit Asam.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, juga merasa bangga dengan pencapaian ini sebagai pemegang saham Huadian Bukit Power. Total investasi untuk PLTU Mulut Tambang (MT) Sumatera Selatan 8 mencapai US$ 1,68 miliar dengan kapasitas 1.320 MW, di mana sebagian diambil alih oleh Bank Mandiri. Proyek PLTU MT Sumsel-8 memiliki peranan penting dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan memperkuat sektor strategis, terutama sektor energi.
Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri, melihat potensi besar dalam kolaborasi ini dan menganggap kerja sama ini membuka peluang pembiayaan investasi bagi lembaga keuangan di Indonesia. Bank Mandiri tidak hanya memberikan kredit investasi, tetapi juga transaksi keuangan serta solusi digitalisasi untuk membantu nasabahnya.
Kerjasama ini sangat penting dalam mengembangkan infrastruktur energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. PLTU MT Sumsel-8 menggunakan teknologi superkritikal yang mengurangi emisi sulfur dioksida, serta penerapan energi blue gas distilled purification. Harapannya, PLTU ini dapat menciptakan efek negatif emisi untuk mendukung target emisi karbon yang lebih rendah.
Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Semoga proyek-proyek ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.