Manajemen cokelat dan kelapa akan dialihkan ke Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa ini sesuai dengan hasil rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Jakarta pada Rabu (10/7). BPDPKS juga akan membentuk dua deputi baru, yaitu Deputi Cokelat dan Deputi Kelapa.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, pengumpulan dana akan tetap dilakukan melalui skema pungutan ekspor yang dikelola langsung oleh BPDPKS. Kemenperin menginisiasi pembentukan lembaga cokelat dan kelapa ini untuk memastikan ketersediaan bahan baku industri, menjaga kelangsungan industri, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan nilai tambah.
“BPDPKS telah memiliki dana yang cukup besar untuk sektor cokelat dan kelapa sehingga dapat segera berjalan,” ujar Menperin. Indonesia dulunya pernah menempati peringkat ketiga sebagai produsen biji kakao hingga tahun 2015, namun saat ini berada di peringkat ketujuh.
Dari sisi industri, Indonesia saat ini merupakan salah satu produsen dan pengekspor produk olahan kakao terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2023. Namun, produksi kakao Indonesia mengalami penurunan 8,3 persen per tahun selama periode 2015-2023, sementara impor bertambah dari 239.377 ton menjadi 276.683 ton.
Pertumbuhan industri pengolahan kakao tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan baku, sehingga 9 dari 20 perusahaan harus berhenti beroperasi. Saat ini, industri pengolahan kakao harus mengimpor 62 persen bahan baku biji kakao.
Sementara itu, hilirisasi kelapa masih terbatas karena pemanfaatan bahan baku kelapa belum optimal dan masih banyak kelapa bulat diekspor. Hal ini menyebabkan utilisasi industri pengolahan kelapa hanya sekitar 55 persen.
Meskipun demikian, Indonesia memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan global, sehingga masih terdapat ruang besar untuk meningkatkan hilirisasi kelapa. Menperin berharap bahwa pembentukan lembaga cokelat dan kelapa akan memberikan dampak positif bagi petani dan industri.
Nantikan terobosan dan inovasi baru dalam manajemen cokelat dan kelapa di Indonesia. Semoga dengan langkah yang diambil, industri ini dapat berkembang dengan lebih baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Ayo kita jaga potensi cokelat dan kelapa Indonesia agar tetap mendunia!