Kelompok pemberontak Houthi dari Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian serangan militer yang menargetkan kapal-kapal komersial di beberapa zona maritim regional, termasuk Laut Merah, Laut Arab, dan Laut Tengah.
Menurut pernyataan juru bicara militer kelompok tersebut, Yahya Sarea, dalam operasi pertama mereka, mereka menembakkan rudal balistik ke arah “kapal kontainer berbendera Israel,” MSC ALEXANDRA, saat kapal itu transit di Laut Arab.
Operasi kedua, yang dijelaskan sebagai bagian dari “eskalasi tahap keempat,” menargetkan kapal milik Yunani, YANNIS, ketika kapal itu melintasi Laut Merah. Serangan tersebut dilakukan oleh pasukan angkatan laut dan unit drone Houthi dan dianggap “akurat.”
Dalam operasi ketiga, kelompok tersebut menembakkan beberapa rudal ke kapal “berbendera Israel,” ESSEX, ketika kapal tersebut sedang berlayar di Laut Tengah, kata Sarea. Houthi menuduh kapal tersebut melanggar larangan memasuki pelabuhan-pelabuhan yang dikendalikan oleh Israel di daerah Palestina yang telah ditaklukkan.
Selain itu, kelompok tersebut kembali memperingatkan semua entitas komersial yang terlibat dalam perdagangan maritim dengan Israel bahwa kapal-kapal mereka akan menjadi sasaran di dalam wilayah operasional yang ditentukan oleh pasukan Houthi, tanpa memandang destinasi yang direncanakan kapal-kapal tersebut.
Houthi bersumpah untuk bertahan dengan “tekad dan keyakinan penuh” dalam melaksanakan “eskalasi tahap keempat” hingga penghentian “agresi” terhadap warga Palestina dan pencabutan blokade yang diberlakukan di Jalur Gaza.
Sejak November tahun lalu, Houthi mulai melancarkan rudal balistik antikapal serta drone dan menargetkan apa yang mereka sebut sebagai kapal-kapal yang terkait dengan Israel yang transit di Laut Merah. Ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Palestina di Gaza, yang terus menerima serangan tak henti dari Israel selama lebih dari tujuh bulan.
Pada Januari, Amerika Serikat (AS) dan Inggris meluncurkan operasi militer dengan melakukan serangan udara ke lokasi-lokasi militer Houthi untuk menekan kelompok tersebut. Namun sebagai pembalasan, Houthi kemudian memperluas serangan mereka untuk mencakup kapal-kapal AS dan Inggris.