Politeknik Negeri Medan (Polmed) baru aja ngadain acara Diskusi Terpumpun Kemitraan Daerah, nih. Temanya serius banget, yakni Kebijakan Lintas Sektor tentang Pengembangan dan Peningkatan Peran Satuan Pendidikan Vokasi dalam Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Tujuannya sih buat memperkuat peran pendidikan vokasi sebagai motor penggerak pembangunan daerah. Seru juga, kan?
Acara ini jadi forum strategis buat ngomongin kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, industri, satuan pendidikan vokasi, dan media. Moment pentingnya adalah waktu penyerahan policy paper secara simbolis ke perwakilan dari sektor pemerintahan, dunia usaha, dan media. Dokumen ini hasil konkret dari program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah yang dimulai sejak 2020 oleh Direktorat Kemitraan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI).
Direktur Politeknik Negeri Medan, Pak Idham Kamil, bilang kalau policy paper ini dibuat buat merumuskan kebutuhan dunia industri di Sumatera Utara. Katanya, “Kita udah temuin bahwa sektor unggulan di Sumatera Utara adalah perkebunan kelapa sawit yang jadi potensi besar daerah. Jadi, pendidikan vokasi di Sumatera Utara bakal disesuaikan kurikulumnya dengan kebutuhan industri ini.”
Pak Idham juga ajak industri dan pemerintah buat bikin kebijakan strategis bareng-bareng buat atasin masalah ketidaksesuaian antara supply dan demand tenaga kerja. “Hanya lewat kolaborasi yang solid, kita bisa pastiin bahwa lulusan pendidikan vokasi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan industri di masa depan,” tambahnya.
Diskusi ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan pemerintah daerah, industri kelapa sawit, akademisi, dan media. Salah satu kesepakatan utama yang dihasilkan adalah pentingnya dukungan kebijakan dari pemerintah buat pastiin pendidikan vokasi jadi mitra strategis industri kelapa sawit dan sektor lainnya di Sumatera Utara.
Kepala Badan Perencanaan Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Sumatera Utara, Pak Alfi Syahriza, tegaskan perannya sebagai fasilitator buat jembatinin kebutuhan industri dengan pendidikan vokasi. Menurutnya, kolaborasi yang efektif antara sektor pendidikan dan dunia industri cuma bisa tercapai kalo difasilitasi dengan kebijakan yang mendukung serta komunikasi yang intensif.
Beberapa poin utama yang harus jadi prioritas dalam pengembangan pendidikan vokasi menurut Pak Alfi adalah pembelajaran harus berorientasi pada kebutuhan industri. Dia juga kasih masukan penting tentang pengembangan kurikulum pendidikan vokasi, “Kita saranin agar institusi pendidikan vokasi minta masukan langsung dari sektor industri buat kembangkan kurikulumnya. Dengan cara ini, praktik pendidikan bisa berjalan lebih maksimal dan hasilin lulusan yang bener-bener siap kerja.”
WKU Koordinator VI Bidang Ristek dan Pengembangan SDM Kamar Dagang Indsutri (Kadin) Sumut, Pak Ispan F Fachruddin, juga tekankan pentingnya masukan dari sektor industri dalam proses pengembangan kurikulum. Kadin minta agar pendidikan vokasi terus berkolaborasi dengan industri buat pastiin keselarasan antara pembelajaran dan kebutuhan tenaga kerja.
“Kita dukung langkah pendidikan vokasi buat lebih banyak berinteraksi dengan industri. Masukan langsung dari pelaku industri sangat penting dalam pengembangan kurikulum sehingga materi yang diajarkan bener-bener sesuai dengan kebutuhan di lapangan,” ujarnya.
Seru banget ya acaranya! Semoga kolaborasi antara pendidikan vokasi, industri, dan pemerintah semakin solid buat memajukan Sumatera Utara. Ayo terus dukung pendidikan vokasi supaya lulusannya bisa bersaing di pasar kerja!