Pada hari Jumat, pasar saham di Asia mengalami pergerakan yang beragam, tercermin dari reli di Wall Street yang menghasilkan kembali S&P 500 ke kisaran 1% dari rekor tertingginya. Namun, kondisi inflasi di berbagai kota Asia menunjukkan kecenderungan yang berbeda.
Tolok ukur inflasi di Tokyo, Sydney, dan Seoul menunjukkan penurunan, memberikan sedikit lega bagi para investor yang memperhatikan kenaikan harga-harga. Namun, di Tiongkok, angka inflasi naik, menambah ketegangan di antara investor yang tengah menantikan rilis angka inflasi bulan April.
Pasar saham adalah arena yang sensitif terhadap berbagai faktor, termasuk kondisi inflasi. Di tengah spekulasi mengenai kebijakan moneter dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, data inflasi menjadi fokus utama bagi banyak investor. Naiknya angka inflasi di Tiongkok mungkin memicu kekhawatiran mengenai tekanan harga dan kemungkinan langkah-langkah kebijakan lebih lanjut dari pemerintah.
Meskipun demikian, reli di Wall Street memberikan sedikit optimisme bagi pasar global. Kembalinya S&P 500 ke level yang mendekati rekor tertinggi menunjukkan ketahanan yang terus-menerus di pasar AS, meskipun beberapa ketidakpastian masih menghantui, termasuk ketegangan geopolitik dan masalah-masalah dalam hal kebijakan moneter global.
Di Jepang, berdasarkan laporan Kementerian Keuangan, tercatat surplus transaksi berjalan yang mencetak rekor selama tahun fiskal ini sampai bulan Maret. Hal ini terjadi karena ekspor otomotif yang meningkat, yang berhasil mengurangi defisit perdagangan, sehingga negara ini berhasil mendapatkan keuntungan yang signifikan dari investasi asing. Namun, dampak negatif dari belanja konsumen melemahkan pencapaian positif yang terlihat dalam data tersebut.
Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, mengalami penurunan sebesar 0,3% menjadi 38.073,98, setelah sebelumnya mengalami kenaikan. Indeks S&P/ASX 200 di Australia mengalami penurunan sebesar 1,1 persen menjadi 7,720.00. Indeks Kospi Korea Selatan mengalami penurunan sebesar 1,1 persen dan berada di level 2.715,95. Bursa saham Hang Seng di Hong Kong menunjukkan peningkatan sebesar 1 menjadi 18,504.56, sementara Bursa saham Shanghai Composite mengalami kenaikan sebesar 0,7 menjadi 3,150.51. Data harga yang diperhatikan pada hari Sabtu untuk memantau apakah ekonomi dapat mengembalikan kecepatannya.
Perbedaan dalam kondisi inflasi di berbagai kota Asia menambah kompleksitas dalam analisis pasar saham regional. Para investor perlu mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi dan kebijakan ketika membuat keputusan investasi, sambil tetap waspada terhadap perubahan cepat dalam tren pasar global.