Regulator Inggris baru aja ngecas Coinbase Inggris sebesar 3,5 juta Pound (Rp 73 miliar) gara-gara melanggar perjanjian sukarela. Perjanjian itu sebenernya buat ngelarang Coinbase nerima “pelanggan berisiko tinggi.” Coinbase sendiri tuh perusahaan kripto asal Amerika yang punya platform pertukaran mata uang digital. Saham Coinbase Global juga turun sekitar 5,5% jadi US$231,52 pas hari Kamis kemaren.
Nah, CB Payments Limited (CBPL) ini bagian dari Coinbase Group yang ngurusin platform perdagangan kripto global. Pada bulan Oktober 2020, mereka udah tanda tangan perjanjian sama Otoritas Perilaku Keuangan (FCA) Inggris. Di situ disebutkan bahwa mereka ga boleh nerima pelanggan baru yang dianggap berisiko tinggi sama regulator. FCA juga bilang CBPL ga boleh kasih layanan ke pelanggan yang masuk dalam kategori berisiko tinggi.
Tapi, CBPL malah melanggar perjanjiannya dan menerima serta melayani 13.416 pelanggan yang termasuk dalam kategori risiko tinggi. Bahkan 31% dari orang-orang ini nyetor duit sekitar US$24,9 juta. Duit ini dipake buat ngelakuin penarikan dan transaksi kripto lewat entitas Coinbase lainnya, dengan total sekitar US$226 juta.
Therese Chambers, direktur eksekutif gabungan penegakan hukum dan pengawasan pasar di FCA, ngomong bahwa kontrol CBPL tuh bermasalah banget dan FCA udah beberapa kali ingetin mereka. Makanya peraturan-peraturan itu penting banget. Tapi, CBPL malah sering melanggar peraturan tersebut. “Ini bisa bikin risiko bahwa penjahat bakal manfaatin CBPL buat cuci duit hasil kejahatan. Kita ga bakal biarin kelalaian kayak gitu yang bisa bahayain integritas pasar kita,” tambahnya.
Coinbase sendiri ngomong dalam pernyataan bahwa mereka udah tanggapi temuan dari FCA dan patuh sama peraturan yang udah ditetapin. Mereka juga bilang kalo CBPL terus memperbaiki kontrolnya buat pastiin kepatuhan sama aturan yang udah ditetapin. “FCA juga udah akui usaha kita dan kerja sama CBPL dengan penyelidikannya,” ujar perusahaan dalam pernyataan mereka.
CBPL juga bilang kalo mereka “tanpa sengaja nerima” sejumlah nasabah yang termasuk berisiko tinggi antara 30 Oktober 2020 sampe 1 Oktober 2023, yang cuma 0,34% dari total nasabah baru yang didaftar unit tersebut.