Pada perdagangan Rabu (5/6/2024), Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok terutama karena aksi jual saham oleh investor asing dan tekanan mayoritas sektor saham. Menurut data RTI, IHSG turun 2,14 persen ke level 6.947,67. Indeks LQ45 juga merosot 1,57 persen ke posisi 881,70. Mayoritas indeks saham acuan mengalami tekanan, dengan IHSG berada di kisaran antara 7.118,34 dan 6.934,94.
Ada sebanyak 421 saham yang mengalami tekanan, sementara 172 saham menguat dan 192 saham stagnan. Frekuensi perdagangan mencapai 1.021.227 kali dengan volume perdagangan sebanyak 18,9 miliar saham dan total nilai transaksi harian mencapai Rp 12 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah berada di angka 16.272.
Investor asing tercatat menjual saham senilai Rp567,65 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2023, jumlah penjualan saham oleh investor asing mencapai Rp7,10 triliun. Mayoritas sektor saham turun kecuali sektor kesehatan yang naik sebesar 0,79 persen. Sektor basic saham mengalami penurunan terbesar sebesar 6,29 persen, sementara sektor energi turun 1,71 persen, industri turun 1,33 persen, dan sektor lainnya juga mengalami penurunan.
Perusahaan-perusahaan tertentu juga mengalami penurunan harga saham, seperti BBRI yang turun 1,12 persen menjadi Rp 4.400 per saham. Sementara saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) turun 10 persen menjadi Rp 7.425 per saham. Analis dari Pilarmas Investindo Sekuritas menyebut bahwa bursa regional Asia cenderung melemah, terutama dalam antisipasi pemangkasan suku bunga acuan the Fed AS.
Selain itu, pelaku pasar juga menantikan laporan ketenagakerjaan AS dan keputusan bank sentral Eropa terkait kebijakan moneter. Bank Indonesia (BI) juga mencatat penurunan Posisi Investasi Indonesia (PII) meskipun tetap menjaga ketahanan eksternal. Di pasar saham Asia Pasifik, terjadi variasi kinerja dengan India yang mengalami kenaikan setelah pemilu, sementara Australia melaporkan pertumbuhan PDB di bawah perkiraan.
Dalam konteks saham, beberapa saham mengalami kenaikan signifikan seperti TAXI yang melonjak 100 persen, sedangkan saham-saham TOPS, SBAT, BTEK, HADE, dan CNKO termasuk dalam golongan top losers. BBRI, BBCA, TPIA, BMRI, dan TLKM merupakan saham teraktif berdasarkan nilai transaksi, sementara ATLA, BBRI, ANTM, BRPT, dan TPIA masuk dalam daftar saham teraktif berdasarkan frekuensi perdagangan.
Secara keseluruhan, kondisi pasar saham tetap menjadi fokus para pelaku pasar yang selalu memperhatikan faktor eksternal dan nasional yang dapat mempengaruhi kinerja pasar. Semoga informasi ini dapat membantu dalam memahami dinamika pasar saham yang terjadi saat ini.